Home » » Martabak Telur

Martabak Telur

Martabak Telur


Pada sekitar awal tahun 1930-an, beberapa pemuda asal daerah Lebaksiu, Tegal, Jawa Tengah, mengadu nasib dengan berjualan makanan dan mainan anak-anak pada perayaan yang dilangsungkan di kota-kota besar seperti Semarang. Di kota inilah salah seorang pemuda yang bernama Ahmad bin Abdul Karim berkenalan dengan seorang pemuda India bernama Abdullah bin Hasan al-Malibary.

Dari hasil persahabatan mereka, Abdullah diajak berkunjung ke kampung halaman Ahmad di Desa Lebaksiu Kidul, Tegal. Abdullah berkenalan dengan adik perempuan Ahmad yang bernama Masni binti Abdul Karim.

Kemudian Abdullah mempersunting Masni, adik perempuan Ahmad, pada tahun 1935. Abdullah atau yang biasa disebut Tuan Duloh adalah seorang saudagar yang cukup ternama di zamannya. Salah satu keahlian Abdullah adalah membuat makanan yang terbuat dari adonan terigu yang bernama martabak.

Dialah salah satu di antara pemuda-pemuda India yang berhasil memodifikasi martabak dari resep aslinya. Hal ini untuk menyesuaikan dengan citarasa maupun kebiasaan masyarakat di Indonesia, terutama orang Jawa, yang pada umumnya gemar makan sayur-sayuran dan tidak terlalu suka mengonsumsi daging secara berlebihan. Sampai saat ini, jenis martabak telur yang dapat ditemukan di hampir seluruh pelosok Indonesia adalah hasil modifikasi.

Abdullah dan rekan-rekannyalah yang berhasil memperkenalkan martabak di setiap pasar malam yang diselenggarakan di kota-kota besar, khususnya di Pulau Jawa. Mereka juga memperkenalkannya pada perayaan tertentu, seperti sekatenan di Yogyakarta dan dugderan di Semarang. Asosiasi Pedagang Martabak dan Jajanan Indonesia atau Al-Marjan Indonesia dibentuk pada 2 Mei 2007 di Lebaksiu, Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah dengan Ketua H. Musa Abdullah seorang keturunan India-Jawa. Dinamakan martabak Lebaksiu karena pada dasarnya para pedagang ini membuat martabak asal Lebaksiu.

2 comments: